Hiperkalemia didefinisikan sebagai konsentrasi kalium serum 5 mEq/L, sementara hiperkalemia sedang (6-7 mEq/L) dan berat (7 mEq/L). Keadaan ini dapat mengancam nyawa dan memerlukan tatalaksana segera. Hiperkalemia sering ditemukan pada pasien dengan disfungsi renal end-stage, namun banyak pula obat-obatan yang dapat menyebabkan atau memperberat hiperkalemia. Identifikasi segera dari kemungkinan penyebab akan mempercepat tatalaksana adekuat.
Tanda dan gejala hiperkalemia dapat berupa kelemahan, paralisis asending, dan kegagalan pernafasan. Varian EKG yang menunjukkan hiperkalemia yaitu berupa peaked T waves (tenting). Semakin tinggi kalium serum, gelombang P semakin mendatar, PR memanjang (first-degree heart block), QRS complex semakin melebar, S waves semakin dalam, dan menyatunya gelombang S dan T.
Jika hiperkalemia tidak ditatalaksana dengan adekuat, maka dapat terjadi sine-wave pattern, idioventricular rhythms, dan asystolic cardiac arrest.
Common Causes of Hyperkalemia
Endogenous Causes | Exogenous Causes |
Chronic renal failure | Medications: K-sparing diuretics, ACE inhibitors, nonsteroidal anti-inflammatory drugs, potassium supplements, penicillin derivatives, succinylcholine, heparin therapy (especially in patients with other risk factors), -blockers |
Metabolic acidosis (eg, diabetic ketoacidosis) | Blood administration (particularly with large transfusions of older “bank” blood) |
Pseudohypoaldosteronism type II (also known as Gordon’s syndrome; familial hyperkalemia and hypertension) | Diet (rarely the sole cause), salt substitutes |
Chemotherapy causing tumor lysis | Pseudohyperkalemia (due to blood sampling or hemolysis, high white blood cell count, high platelets, tumor lysis syndrome) |
Muscle breakdown (rhabdomyolysis) | |
Renal tubular acidosis | |
Hypoaldosteronism (Addison’s disease, hyporeninemia) | |
Hyperkalemic periodic paralysis | |
Hemolysis | |
referensi