21 November 2009

Hiperkalemia


Hiperkalemia didefinisikan sebagai konsentrasi kalium serum 5 mEq/L, sementara hiperkalemia sedang (6-7 mEq/L) dan berat (7 mEq/L). Keadaan ini dapat mengancam nyawa dan memerlukan tatalaksana segera. Hiperkalemia sering ditemukan pada pasien dengan disfungsi renal end-stage, namun banyak pula obat-obatan yang dapat menyebabkan atau memperberat hiperkalemia. Identifikasi segera dari kemungkinan penyebab akan mempercepat tatalaksana adekuat.

Tanda dan gejala hiperkalemia dapat berupa kelemahan, paralisis asending, dan kegagalan pernafasan. Varian EKG yang menunjukkan hiperkalemia yaitu berupa peaked T waves (tenting). Semakin tinggi kalium serum, gelombang P semakin mendatar, PR memanjang (first-degree heart block), QRS complex semakin melebar, S waves semakin dalam, dan menyatunya gelombang S dan T.

Jika hiperkalemia tidak ditatalaksana dengan adekuat, maka dapat terjadi sine-wave pattern, idioventricular rhythms, dan asystolic cardiac arrest.

Common Causes of Hyperkalemia

Endogenous Causes

Exogenous Causes

Chronic renal failure

Medications: K􏰂-sparing diuretics, ACE inhibitors, nonsteroidal anti-inflammatory drugs, potassium supplements, penicillin derivatives, succinylcholine, heparin therapy (especially in

patients with other risk factors), 􏰇-blockers

Metabolic acidosis (eg, diabetic ketoacidosis)

Blood administration (particularly with large transfusions of older “bank” blood)

Pseudohypoaldosteronism type II (also known as Gordon’s syndrome; familial hyperkalemia and hypertension)

Diet (rarely the sole cause), salt substitutes

Chemotherapy causing tumor lysis

Pseudohyperkalemia (due to blood sampling or hemolysis, high white blood cell count, high platelets, tumor lysis syndrome)

Muscle breakdown (rhabdomyolysis)

Renal tubular acidosis

Hypoaldosteronism (Addison’s disease, hyporeninemia)

Hyperkalemic periodic paralysis

Hemolysis


referensi


EIDCP mempersembahkan blog ini bagi para dokter umum, dokter spesialis, mahasiswa kedokteran dan tenaga medis yang ingin mengetahui update terbaru pengetahuan ataupun kemampuan manajemen keadaan kegawatdaruratan medis. Semua artikel telah di review oleh dewan Ilmiah EIDCP bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia.

Diberdayakan oleh Blogger.

Support

join grup facebook

Sponsors

Share on Facebook

video