16 Maret 2010

Perdarahan Antepartum



Perdarahan antepartum adalah perdarahan pada jalan lahir yang terjadi pada kehamilan di atas 22 minggu. Perdarahan antepartum biasanya berkaitan dengan kelainan plasenta. Klasifikasi klinis perdarahan antepartum adalah (1) plasenta previa; (2) solusio plasenta; (3) perdarahan antepartum yang belum jelas sebabnya. Hal yang terakhir ini dapat disebabkan oleh rupture sinus marginalis dan plasenta letak rendah atau vasa previa. Vasa previa baru akan menimbulkan perdarahan pada akhir kehamilan atau pada awal persalinan. Perdarahan juga dapat terjadi karena kelainan serviks dan vagina. Pada kasus ini maka pada pemeriksaan speculum dapat ditemukan erosion porsionis uteri, karsinoma porsionis uteri, polipus servisis uteri, varises vulva dan trauma.


Klasifikasi etiologi dari perdarahan di trimester ketiga

Risk

Penyebab

Obstetric

Non obstetric

High

Plasenta Previa

Coagulopathies

Abruptio Placentae

Cervicouterine Neoplasm

Uterine Rupture

Lower Genital Malignancy

Vasa Previa with fetal bledding


Moderate

Circumvallate Placenta

Vaginal varices

Marginal Sinus Rupture

Vaginal Lacerations

Low

Cervical Mucous Extrusion

Cervicitis


Eversion, Erosion, Polyps


Pengawasan antenatal

Pengawasan antenatal memang tidak memiliki peran yang besar dalam menanggulangi kejadian perdarahan antepartum tetapi pengawasan antenatal dapat mengurangi kesulitan yang mungkin terjadi. Pengawanan antenatal yang dimaksud adalah:

  • penentuan golongan darah ibu dan golongan darah donor. Hal ini sangat diperlukan jika tiba-tiba ibu mengalami perdarahan yang banyak.
  • pengobatan anemia dalam kehamilan. Dari data yang diperoleh didapatkan bahwa kematian karena perdarahan lebih sering terjadi pada wanita yang telah mengalami anemia sebelum kehamilannya. Sebagian besar anemia yang etrjadi pada ibu hamil terjadi kerena kekurangan besi sehingga dapat dicegah dengan pemberian preparat besi.
  • seleksi ibu yang mungkin mengalami perdarahan antepartum sehingga telah disiapkan untuk melahirkan di rumah sakit. Wanita yang dicurigai memuliki kemungkinan mengalami perdarahan antepartum adalah wanita yang umurnya lebih dari 35 tahun, paritasnya > 4, bagian terbawah janin selalu terapung di atas pintu-atas panggul, atau menderita eklampsia.
  • memperhatikan kemungkinan terjadinya plasenta previa. Yaitu latak janin melintang, bagian terbawah janin belum masuk pintu atas panggul pada minggu-minggu akhir kehamilan.
  • mencegah terjadinya hipertensi menahun dan pre-eklamsia karena hal ini sering dihubungan dengan solution plasenta.

Pertolongan pertama

  • jangan melakukan pemeriksaan dalam di rumah atau tempat yang dapat menyediakan tindakan operatif segera karena hal tersebut dapat memperparah perdarahan.
  • Jangan memasang tampon karena dapat menyebabkan perdarahan makin hebat karena terjadi sentuhan serviks pada saat pemasangannya.
  • Infuse cairan sebelum pasien jatuh dalam syok
  • Pasang jalur infuse untuk transfuse sebelum masuk rumah sakit.
  • Pengadaan darah harus segera dilakukan ketika sampai di rumah sakit meskipun perdarahan belum banyak. Periksa golongan darah pasien dan donor.


EIDCP mempersembahkan blog ini bagi para dokter umum, dokter spesialis, mahasiswa kedokteran dan tenaga medis yang ingin mengetahui update terbaru pengetahuan ataupun kemampuan manajemen keadaan kegawatdaruratan medis. Semua artikel telah di review oleh dewan Ilmiah EIDCP bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia.

Diberdayakan oleh Blogger.

Support

join grup facebook

Sponsors

Share on Facebook

video