author: ruly rahadianto
Cairan dan kompartemen
Sebagian besar tubuh manusia terdiri dari cairan. Namun persentase akan berbeda jika kita bandingkan neonatus, anak-anak dan orang dewasa.1 Begitupun orang dengan sel lemak yang lebih banyak akan memiliki kandungan cairan yang lebih sedikit daripada yang sel lemaknya lebih sedikit.2
Cairan dalam tubuh terbagi-bagi dalam berbagai kompartemen. Sebagai contoh sederhana, cairan tubuh total orang dewasa adalah 60% dari berat badannya (kg). Dari total cairan tersebut ada yg terdapat di intrasel yaitu sekitar 40% berat badan, dan di ekstrasel 20% berat badan. Dari yang terdapat di ekstrasel tersebut ada yg terdapat di plasma sebesar 5% berat badan dan ada yang terdapat di intersitial sebesar 15% berat badan.1,2,3
Volume darah total
Volume darah total pada orang dewasa adalah 8% berat badan (kg).1
Keseimbangan cairan
Pada keadaan normal terjadi pertukaran cairan yang seimbang. Intake cairan normal sekitar 2.5L/hr. Intake ini dipenuhi melalui minum 1.500 mL/hr, makanan 700 mL/hr, dan hasil metabolisme endogen 300 mL/hr. Sementara output normal sekitar 1400-2300 mL/hr yang dikeluarkan melalui urin sebesar 800-1500 mL, defekasi 250 mL, dan insensible loss sekitar 600-900 mL (meningkat pada suhu yg lebih tinggi/ demam).1
Kebutuhan cairan basal
Kebutuhan basal cairan tubuh penting diketahui untuk mengetahui jumlah cairan yang diperlukan dalam tatalaksana. Secara sederhana kebutuhan cairan basal untuk rumatan dapat diketahui dengan metode kg.1,2,3
- 10 kg pertama x 10mL/kg/hr
- 10 kg kedua x 5 mL/kg/hr
- tiap kelebihan dari 20 kg pertama x 20mL/kg/hr
Kebutuhan elektrolit basal1
Natrium (sebagai NaCl) : 80-120 mEq/24j (pediatri 3-4 mEq/kg/24j)
Klor (sebagai NaCl) : 80-120 mEq/24j
Kalium: 50-100 mEq/24j (pediatri 2-3 mEq/kg/24j)
Kalsium : 1-3g/24j
Magnesium : 20mEq/24j
Kebutuhan glukosa
100-200g/24j (65-75 g/24j/m2) [pediatri 100-200mg/kg/jam]. Pada orang yang kelaparan, kalori disuplai oleh lemak dan protein. Setiap gram nitrogen urin mencerminkan 6.25 g perombakan protein. Kebanyakan protein yang dirombak menjadi kalori merupakan protein penyusun otot rangka. Sehingga mempertahankan kadar protein merupakan salah satu tujuan terapi IV. Pemberian glukosa setidaknya 100 g/hari dapat mengurangi kecepatan perombakan protein sampai setengahnya.1
Komposisi cairan parenteral (IV)
Tabel 1, berbagai cairan kristaloid4
Cairan | Na+ (mEq/L) | K+ (mEq/L) | Cl- (mEq/L) | Ca++ (mEq/L) | HCO3 (mEq/L) | Tekanan Osmotik (mOsm/L) |
Ringer Laktat | 130 | 4 | 190 | 3 | 28* | 273 |
Ringer Asetat | 130 | 4 | 109 | 3 | 28# | 273 |
NaCl 0,9 % | 154 | 0 | 0 | 0 | 0 | 308 |
* sebagai laktat #sebagai asetat
Tabel 2, berbagai cairan koloid5
Cairan | pH | Na+ | Cl- | K+ | Ca2+ | Laktat | Glukosa | Osmolalitas | Lain-lain |
Albumin (5% | 6.4-7.4 | 130-160 | 130-160 | <> | 0 | 0 | 0 | 309 | 50g/L albumin |
Albumin (25%) | 6.4-7.4 | 130-160 | 130-160 | <> | 0 | 0 | 0 | 312 | 250g/L albumin |
Hetastarch 6% | 5.5 | 154 | 154 | 0 | 0 | 0 | 0 | 310 | 60 g/L starch |
Pentastarch 10% | 5.0 | 154 | 154 | 0 | 0 | 0 | 0 | 326 | 100 g/L starch |
Dextran-40 (10% solution) | 3.5-7.0 | 154 | 154 | 0 | 0 | 0 | 0 | 311 | 100 g/L dextran |
Dextran-70 (6% solution) | 3.0-7.0 | 154 | 154 | 0 | 0 | 0 | 0 | 310 | 60 g/L dextran |
Haemaccel 3.5% | 7.4 | 145 | 145 | 5 | 6.25 | 0 | 0 | 293 | 35 g/L gelatin |
Gelofusine | 7.4 | 154 | 125 | 0 | 0 | 0 | 0 | 308 | 40 g/L gelatin |
Untuk tahu lebih lengkap perbandingan komposisi cairan lihat posting sebelumnya kristaloid vs koloid.
Gangguan keseimbangan cairan
Secara garis besar dibedakan menjadi 4 jenis2
1. Hipovelemia, kehilangan cairan dimana air dan natrium berkurang dalam jumlah sebanding
2. Dehidrasi, berkurangnya volume air tanpa natrium melebihi berkurangnya natrium dari cairan ekstrasel.
3. Hipervolemia, peningkatan volume ekstrasel terutama intravascular melebihi kemampuan tubuh mengeluarkan air melalui ginjal
4. Edema, penumpukan jaringan dalam ruang intersitial yang disebabkan berbagai factor.
Referensi
1. Gomella L, Haist S. Fluids and electrolytes. Dalam: Clinicians Pocket Reference 10th ed. New York, McGraww-Hill; 2004:159-164
2. Siregar P. Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid III, edisi keempat. Jakarta, Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2006: 134-135.
3. DuBose TD. Jr. Sodium and Water. Dalam: Kasper DL, Braunwald E, Fauci AS et al (eds). Harrison’s Principles of Internal Medicine 17th. McGraww-Hill. New York. 2008.
4. Tonessen AS., 1990, Crystalloids and Colloid, in Miller, RD., Anesthesia, Ed 3rd, Vol. 2. Churchill Livingstone, p : 1439-1465.
5. Martin, Gregory S, MD, MS. An Update on Intravenous Fluids. 2005. Diunduh dari http://cme.medscape.com/viewarticle/503138. Diakses tanggal 12 Juni 2009.