author: ruly rahadianto
Kesetimbangan Asam-Basa
Perhatikan persamaan berikut
CO2 + H2O ó H2CO3 ó H+ + HCO3-
Persamaan ini akan membantu anda mengingat konsep dasar kesetimbangan asam basa.
Nilai normal
Nilai Analisis Gas Darah (AGD) biasa disebutkan dalam pH, pO2, pCO2, HCO3-, BE, dan SaO2. Nilai-nilai ini memberikan gambaran homeostasis dari kesetimbangan asam basa, perbedaan basa, dan oksigenasi darah. AGD bisa didapatkan dari arteri, vena, maupun kapiler. Namun yang umum digunakan adalah darah arteri.
Tabel 1. Nilai AGD normal
Pengukuran | Nilai normal (arteri) |
pH (rentang) | 7.4 (7.36-7.44) |
pO2 (mmHg) (turun sesuai usia) | 80-100 |
pCO2 (mmHg) | 36-44 |
SaO2 (turun sesuai usia) | >95 |
HCO3 (mEq/L) | 22-26 |
BE | -2 s.d +2 |
Interpretasi
Interpretasi AGD secara praktis mutlak diperlukan terutama di ruang emergensi. Berikut pendekatan praktis langkah demi langkah menggunakan metode Henderson-Hasselbach.
Langkah 1: uji kelayakan
Gunakan persamaan
[H+] = 24 x pCO2/ [HCO3-]
Bagian kanan dari persamaan tidak boleh berbeda lebih dari 10% dengan persamaan sebelah kiri. Jika angkanya tidak sesuai maka AGD ini tidak layak baca dan sebaiknya AGD diulang.
Contoh: pH 7.3, pCO2 46, dan [HCO3-] 29 mmol/L
Cara praktis:
(i) untuk pH 7.25-7.48, [H+]= (7.80-pH) x 100
(ii) untuk pH normal 7.4 maka [H+] = 40,
(iii) tiap perbedaan naik atau turun 0.3 dari pH 7.40 maka [H+] menjadi dua kali atau
setengahnya. Dengan demikian pH 7.1; [H+]=80, sementara pH 7.7; [H+]=20.
Untuk contoh di atas, pH 7.3 maka [H+] = (7.8-7.3) x 100 à 50
Dengan persamaan langkah 1:
50 = 24 x 46/29 à 50 = 38 à persamaan berbeda lebih dari 10% (AGD tidak layak)
Langkah 2 : tentukan kelainan utama, asidosis atau alkalosis, atau pH normal.
Perhatikan apakah terjadi asidosis (pH <> 7.44) ataukah justru pH normal (pH normal tidak berarti tidak ada gangguan asam basa).
Langkah 3: tentukan komponen kelainan yg utama apakah respiratorik atau metabolic
Setelah kita menentukan kelainan utamanya maka tugas berikutnya adalah menentukan kelainan tersebut diakibatkan komponen respiratorik atau metabolic. Bandingkan penyimpangan terbesar diantara dua komponen pCO2 atau HCO3- yang sejalan dengan pH.
Contoh: pH 7.3; pCO2 56; HCO3- 18
Contoh ini menunjukkan adanya asidosis dengan komponen utamanya respiratorik. Dimana peningkatan pCO2 jauh lebih besar dibandingkan penurunan HCO3-.
Langkah 4: tentukan derajat kompensasinya apakah sesuai dengan yang diharapkan atau ada kelainan campuran
Untuk mengetahui apakah kompensasi sudah sesuai atau belum, anda perlu mengingat tabel berikut.
Tabel 2. Kompensasi yang diharapkan
Kelainan primer | Kompensasi yang diharapkan |
Asidosis metabolic | êpCO2 = 1.25 x ∆HCO3 |
Alkalosis metabolic | épCO2 = 0.75 x ∆HCO3 |
Asidosis respiratorik akut | éHCO3= 0.1 x ∆ pCO2 |
Asidosis respiratorik kronik | éHCO3= 0.4 x ∆ pCO2 |
Alkalosis respiratorik akut | êHCO3= 0.2 x ∆ pCO2 |
Alkalosis respiratorik kronik | êHCO3= 0.4 x ∆ pCO2 |
Contoh: pH 7.3; pCO2 56; HCO3- 18
Pada kasus ini terdapat asidosis respiratorik akut, untuk menentukan kompensasi metabolic yang diharapkan, gunakan:
éHCO3 = 0.1 x ∆ pCO2
éHCO3 = 0.1 x ∆ (56-40) = 1.6
Seharusnya perubahan HCO3- yang terjadi adalah 24+1.6 = 25.6
Namun pada kasus ini justru HCO3 18. Hal ini menunjukkan kompensasi tidak sesuai. Kompensasi yang tidak sesuai diakibatkan oleh kelainan asam basa campuran selain kelainan utama. Pada kasus ini ditemukan kelainan utama yaitu asidosis respiratorik dengan kemungkinan kelainan campuran asidosis metabolic.
Secara ringkas kemungkinan kelainan campuran ditampilkan dalam kesimpulan berikut
1. jika kompensasi kurang atau melebihi secara signifikan dari yang diharapkan maka kemungkinan ada dua kelainan
a. pCO2 terlalu rendah à alkalosis respiratorik konkomitan
b. pCO2 terlalu tinggi à asidosis respiratorik konkomitan
c. HCO3 terlalu rendah à asidosis metabolic konkomitan
d. HCO3 terlalu tinggi à alkalosis metabolic konkomitan
2. pH normal tapi
a. pCO2 éé+ HCO3 ééà asidosis respiratorik + alkalosis metabolic
b. pCO2 êê+HCO3 êêà alkalosis respiratorik + asidosis metabolic
c. pCO2, HCO3 normal tapi AGé à asid metab + alkalosis metab
d. pCO2, HCO3, dan AG normal à memang tidak ada gangguan, atau bisa saja asid metab non AG + alkalosis metab
3. jelas tidak mungkin terjadi asidosis respiratorik (hipoventilasi) dengan alkalosis
respiratorik (hiperventilasi) bersamaan
jika kelainannya berupa asidosis metabolic lanjutkan ke langkah 5
Langkah 5: hitung anion gap (AG). Jika terdapat peningkatan lanjut langkah 6
Anion Gap dihitung dengan rumus berikut
AGhitung = Na+-(Cl-+HCO3-) normal = 8-12 mmol
Langkah 6: bandingkan perubahan AG dengan perubahan HCO3
∆AG = AGhitung-AGdiharapkan
= {Na+-(Cl-+HCO3-)} – {[Albumin] x 2.5}
∆HCO3 = 24 - HCO3
Jika ∆AG - ∆HCO3
a. 1-2 => asidosis metabolic AG murni
b. <1=> asidosis metabolic AG + asidosis metabolic non AG
c. >2 => asidosis metabolic AG + alkalosis metabolic
Langkah terakhir, selalu bandingkan dengan kondisi klinis pasien.
Untuk tatalaksana dan diferensial akan menyusul di tulisan berikutnya.
Referensi
1. Gomella L, Haist S. Blood Gases and Acid Base Disorders. Dalam: Clinicians Pocket Reference 10th ed. New York, McGraww-Hill; 2004:159-164
2. Sabatine M. Acid Base Disturbances. Dalam: Pocket Medicine 3rd ed. Philadelphia, Lippincot William & Willkins; 2008
3. Setyohadi B, Salim S. Gangguan Keseimbangan Asam Basa. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid III, edisi keempat. Jakarta, Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2006: 143-149.